Kamis, 13 November 2014

ASUMSI DASAR AKUNTANSI




Ada empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi secara keseluruhan. Asumsi dasar tersebut adalah:
   1.      Monetary Unit Assumption (Asumsi Unit Moneter)
Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk mengukur setiap transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi ke dalam nilai uang. Ada data transaksi yang dapat dinyatakan dalam satuan mata uang dan ada juga yang tidak. Contoh transaksi yang tidak dapat dinyatakan dalam satuan mata uang adalah banyaknya jumlah karyawan, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan pekerja, jumlah karyawan yang berhenti, dan sebagainya.
Asumsi unit moneter juga terkait langsung dengan penerapan konsep biaya historis (historical cost concept). Konsep biaya historis digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan, di mana aktiva yang akan dibeli pada umumnya akan dicatat sebesar harga perolehannya.
2.      Economic/ Business Entity Assumption (Asumsi Entitas Ekonomi/ Bisnis)
Adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan dengan transaksi entitas ekonomi lainnya. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis harus dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas dari setiap unit bisnis lainnya.
Sebagai contoh, Tn. Alfonso sebagai pemilik bengkel mobil, tidak boleh memperhitungkan biaya pribadinya sebagai beban bengkel. Biaya pribadi di sini misalnya biaya untuk menyewa apartemen, ataupun biaya untuk keperluan sekolah anaknya, dan lain-lain. Jadi, yang boleh diperhitungkan sebagai beban bengkel hanyalah pengeluaran-pengeluaran yang memang benar-benar terkait langsung dengan usaha bengkelnya.
3.      Accounting/ Time Period Assumption (Asumsi Periode Akuntansi)
Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (quarterly), atau tahunan (annually). Pengguna laporan keuangan perlu diberitahu tentang hasil kinerja dan posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu agar dapat mengevaluasi dan membandingkannya dengan perusahaan lain.
4.      Going Concern Assumption (Asumsi Kesinambungan Usaha)
Perusahaan didirikan dengan maksud untuk tidak dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan tetap terus beroperasi dalam jangka waktu yang lama. Meskipun banyak juga dijumpai perusahaan-perusahaan yang mengalami kegagalan bisnis, namun berdasarkan asumsi ini seharusnya perusahaan akan hidup cukup lama atau memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk menjalankan visi dan misinya.
Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak akan ada konsep penyusutan aktiva tetap, karena aktiva tetap yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya, melainkan dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi.


Sumber Pemikiran : Hery. 2014. Cara Mudah Membuat Pembukuan Sederhana.Jakarta. Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar